Mengenal Iqbal, Penyair Muslim Sekaligus Tokoh Kemerdekaan Pakistan

SENARAINEWS.COM – Namanya adalah Muhammad Iqbal.Terlahir pada 9 November 1877 di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Punjab, Pakistan. Iqbal adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kemerdekaan Pakistan.

Kini ia dikenal sebagai penyair Muslim, filsuf, dan pemikir politik. Ia pernah berorasi dan ucapannya menjadi pembakar semangat bagi kemerdekaan Pakistan.

Pidato bersejarahnya itu ia suarakan di Sidang Tahunan Liga Muslim India di Allahabad pada tahun 1930. Iqbal untuk pertama kalinya secara eksplisit menyuarakan gagasan tentang negara Muslim yang independen di India bagian barat laut. Inilah yang kemudian dikenal sebagai “Visi Pakistan”.

“Saya ingin melihat pembentukan negara Muslim di barat laut India. Muslim adalah sebuah bangsa, dengan sejarah, peradaban, dan hukum mereka sendiri. Mereka berhak atas kemerdekaan politik.” Demikian Muhammad Iqbal.

Jangan Lewatkan :  Mantan Bintang Real Madrid, Mesut Ozil Gabung Partai Politik

Pidato Allahabad ini menjadi tonggak penting yang kelak menginspirasi gerakan di Pakistan dan memperkuat posisi Muhammad Ali Jinnah sebagai pemimpin politik utama bagi umat Muslim India. Iqbal menyadari bahwa agar ide tentang negara Muslim bisa terealisasi, perlu ada kepemimpinan politik yang kuat. Ia sangat mendukung kembalinya Muhammad Ali Jinnah ke politik setelah sempat mengundurkan diri karena kecewa pada kondisi politik India saat itu.

Iqbal menempuh pendidikan awal di Sialkot, lalu melanjutkan ke Government College Lahore, tempat ia belajar filsafat dan sastra. Di sana ia mulai menulis puisi dalam bahasa Urdu dan Persia. Cita-cita akademisnya membawanya ke Eropa, di mana ia belajar di Universitas Cambridge, meraih gelar filsafat di Jerman (Universitas München), dan akhirnya meraih gelar doktor di Universitas Munich dengan disertasi berjudul The Development of Metaphysics in Persia.

Jangan Lewatkan :  Paus Fransiskus akan Dimakamkan di Roma Sabtu Pagi

Iqbal melihat bahwa umat Muslim di India kolonial hidup dalam ketertindasan sosial, politik, dan ekonomi. Lewat pidato, tulisan, dan puisi, ia berusaha membangkitkan kesadaran bahwa Islam adalah kekuatan budaya dan spiritual yang dapat menyatukan umat Muslim sebagai komunitas politik yang mandiri.

Mengutip minanews.net, dalam serangkaian surat yang ditulis antara tahun 1936 hingga 1937, Iqbal menyampaikan visinya tentang negara Islam yang demokratis dan berbasis pada prinsip-prinsip keadilan sosial Islam. Surat-surat ini memainkan peran penting dalam membentuk pandangan Jinnah tentang perlunya negara terpisah bagi Muslim.

Walaupun Iqbal wafat pada tahun 1938, sembilan tahun sebelum kemerdekaan Pakistan pada 14 Agustus 1947, visinya sangat memengaruhi arah gerakan kemerdekaan. Muhammad Ali Jinnah sendiri mengakui peran Iqbal sebagai ideolog utama di balik lahirnya Pakistan.

Jangan Lewatkan :  Anak Anggota DPRD Tanjung Jabung Barat Ditangkap Karena Narkoba

Iqbal menulis sebagian besar puisinya dalam bahasa Persia, karena ia percaya bahwa bahasa itu memiliki kemampuan ekspresif yang lebih dalam untuk filsafat dan mistisisme. Namun, ia juga menulis dalam bahasa Urdu agar dapat menjangkau khalayak Muslim India yang lebih luas.

Pakistan mengakui jasa-jasanya secara luas, antara lain dengan mengabadikan Hari Iqbal diperingati setiap tanggal 9 November. Ia juga dijuluki Bapak Pakistan atau juga tokoh kemerdekaan Pakistan. Universitas Allama Iqbal Open University dan Bandara Internasional Allama Iqbal di Lahore dinamai untuk menghormatinya. Banyak sekolah, jalan, dan lembaga pendidikan di Pakistan dan bahkan di luar negeri menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *