SENARAINEWS.COM – Polisi masih terus mendalami insiden kericuhan saat peringatan Hari Buruh atau May Day, di depan kantor Gubernur Jawa Tengah pada Kamis (1/5/2025). Kepolisian juga mencari pelaku penyanderaan intel polisi bernama Brigadir Eka Zidan.
“Kami belum tahu siapa pelakunya, sedang kami cari pelaku yang menyandera petugas saat demo. Sedang kami tangani, sedang dalam penyelidikan,” ujar Kapolrestabes Semarang M Syahduddi saat jumpa pers di kantornya, Sabtu (3/5/2025).
Polrestabes Semarang telah menetapkan enam orang sebagai tersangka kerusuhan di depan Kantor Gubernur Jateng saat peringatan Hari Buruh. Polisi juga terus menelusuri keberadaan pelaku lain yang diduga melakukan provokasi saat peringatan May Day di Jalan Pahlawan Semarang. “Kami pastikan akan terus mencari dan memburu keberadaan kelompok anarko ini,” tegasnya.
Terkait kasus ini Polisi menemukan grup WhatsApp yang menamakan diri mereka sebagai FMIPA anarko. “Kami temukan WA grup yang mengindikasikan mereka kelompok anarko bertuliskan ‘FMIPA bagian anarko’.” “Terungkap dalam grup WA ini ada 18 orang, kami akan melakukan penelusuran peran mereka. Kalau terbukti pidana akan diproses tuntas dan tegas,” katanya.
Enam tersangka kericuhan lima di antaranya berstatus mahasiswa. Satu orang lagi sipil yang merupakan penganggur. Enam orang tersangka berinisial MAS (22) dari Kalimantan Barat, KM (19) dan AD (22) dari DKI Jakarta, A (19) dari Kota Semarang, MJ (19) dari Banten, dan AZ (22) dari Kota Semarang. Atas perbuatan mereka, keenam tersangka dijerat Pasal 214 Sub 170 KUHPidana terkait tindak pidana melawan aparat saat bertugas, disertai perusakan fasilitas umum secara bersama-sama, dengan ancaman hukuman pidana maksimal tujuh tahun penjara.
Sementara itu Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJAT) menyampaikan apresiasi kepada Kepolisian atas pengawalan yang dilakukan selama peringatan May Day atau Hari Buruh Internasional di Jawa Tengah.
Koordinator ABJAT, Aulia Hakim, menyatakan bahwa aksi buruh berjalan kondusif, aman, dan terkendali berkat peran aparat. Namun, kata dia, ABJAT juga mengecam keras tindakan kelompok yang diduga anarko yang dinilai memanfaatkan momentum May Day untuk memicu kericuhan.
“Kami mengecam tindakan kelompok anarko yang menunggangi agenda May Day. Aksi mereka merusak makna perjuangan buruh,” ujarnya dilansir Tribunnews.
Lebih jauh, ABJAT menegaskan komitmennya untuk mendukung iklim investasi yang berkelanjutan dan seimbang, dengan syarat investasi harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan buruh di Jawa Tengah.