SENARAINEWS.COM – Israel terus memancing di air keruh. Di tengah suasana gencatan senjata, Israel bermanuver dengan menunda pembebasan tahanan Palestina.
Menurut Hamas apa yang dilakukan Israel ini merupakan pelanggaran perjanjian gencatan. Seharusnya ada ratusan tahanan Palestina, yang dijadwalkan dibebaskan pada Sabtu (22/2) dengan imbalan enam sandera Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Hamas Abdel Latif Al-Qanou menyatakan, “Kegagalan pendudukan (Israel) untuk mematuhi pembebasan tahanan gelombang ketujuh dalam kesepakatan pertukaran pada waktu yang disepakati, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap perjanjian tersebut.” Almayadeen melaporkan.
Ia lebih lanjut menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan “taktik menunda-nunda dan mengulur-ulur waktu.”
Pertukaran tahanan merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata yang dimaksudkan untuk mengamankan pembebasan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas, dengan imbalan tahanan Palestina. Namun, penundaan pembebasan tahanan gelombang terakhir telah meningkatkan ketegangan dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan gencatan senjata.
Tuduhan ini menyusul pernyataan Hamas sebelumnya bahwa Netanyahu menunda negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata, yang dimulai setelah pertukaran empat tawanan Israel yang tewas Kamis lalu akibat pemboman IOF.
Menurut Hamas, fase kedua perjanjian tersebut “secara praktis belum dimulai”, meskipun mereka siap untuk berpartisipasi. Al-Qanou sebelumnya menuduh Netanyahu “menunda-nunda” dan sengaja menunda kemajuan.
Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Israel dilaporkan menetapkan persyaratan ketat untuk fase kedua gencatan senjata. Persyaratan tersebut antara lain pelucutan senjata lengkap di Gaza, termasuk pemindahan semua persenjataan, pengecualian Hamas dari pemerintahan.
Tuntutan ini dilaporkan oleh Perusahaan Penyiaran Publik Israel (IPBC), yang memicu kritik dari Hamas dan menyebabkan perpecahan politik dalam kepemimpinan Israel.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengumumkan pembicaraan akan dimulai pekan ini, tetapi laporan yang saling bertentangan kemudian muncul mengenai masalah tersebut.
Meskipun gencatan senjata telah dilakukan, ketegangan tetap tinggi karena Israel terus melancarkan serangan udara dan agresi militer di Gaza. Awal pekan ini, serangan pesawat nirawak Israel menargetkan warga Palestina di Rafah, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai beberapa lainnya.
Hamas tetap teguh pada pendiriannya, dengan pejabat senior Taher al-Nunu menyatakan, mereka bersedia membebaskan semua tawanan yang tersisa dalam satu pertukaran, tetapi memperingatkan permainan politik Israel yang bertujuan melemahkan persatuan Palestina. (minanews.net)