Kisah Penyintas Tsunami Aceh, Dihra Selamat Setelah Masuk Tong Sampah

SENARAINEWS.COM – Hari ini 26 Desember, 20 tahun yang lalu tanah Aceh diguncang gempa dahsyat dan tsunami. Banyak kisah luar biasa yang dialami oleh para penyintas, mereka yang selamat.

Seperti kisah Dihra, yang karena pertolongan Allah, ia selamat dari ganasnya tsunami karena tong sampah. Tentu ini bukan sperti kisah di film Maharaj yang menceritakan seorang anak selamat dari kecelakaan karena masuk dalam tong sampah.

Nama lengkapnya Hadiratul Uhra. Saat itu ia masih berusia 13 tahun. Arsip pemberitaan Serambi mengisahkan bagaimana Dihra yang saat itu masih siswa kelas 1 MTSN Model Banda Aceh itu bisa selamat berkat ketenangannya menghadapi maut.

Jangan Lewatkan :  Pemkab Sarolangun Siapkan 400 Paket Sembako untuk Pasar Murah

Ia menceritakan ketika air laut mengganas di daratan, ia sudah berada di atas mobil. Itupun karena ditolong oleh seseorang. Namun, mobil itu tersapu tsunami. Kebetulan Dihra melihat tong sampah besar yang mengapung.

Segera saja dia meloncat ke dalam tong sampah yang di dalamnya masih terdapat banyak sampah bau busuk.

Ia memegang erat-erat tong sampah tersebut sembari berfikir dan menjaga keseimbangan.

Baca juga: Hasto Dapat Pembelaan

Dikatakan Dihra, ternyata sejumlah orang juga mencoba menyelamatkan diri dengan tong sampah tersebut. Karena sudah melewati kapasitas, tong sampah bersama sejumlah orang yang ada di dalamnya tenggelam.

Jangan Lewatkan :  Profil Rektor Termuda di Jambi, Samsuddin di Usia 38 Jadi Rektor Universitas Nurdin Hamzah

Meskipun Dihra mengaku tidak bisa berenang, tapi dia sempat menangkap sepotong kayu untuk tetap bertahan hidup.

Selanjutnya dengan kayu itu dia berusaha melihat peluang lain untuk terus berjuang agar tetap selamat.

Hingga akhirnya Dihra sampai di bubung rumah penduduk. Bertahanlah Dihra sekitar dua jam di bubung rumah tersebut menyusul air bah tsunami itu surut.

Lain lagi pengalaman Teungku Sofyan. Ia tergulung ombak tsunami dan terkubur selama 7 hari, namun Allah SWT masih memberikannya kesempatan hidup. Dia ditemukan warga terkubur di reruntuhan bangunan. Saat itu yang terlihat hanya bagian kepala dan tangannya.

Jangan Lewatkan :  Meratapi 'Detik Akhir' Kemerdekaan Pers di Indonesia 

Warga bisa menemukan Sofyan karena saat melintas di puing-puing reruntuhan mendengar ada rintihan.

“Kami tidak mengira ada orang di reruntuhan itu. Kami dengar sayup sayup ada orang merintih. Kami cari, dia kelihatan kepala sama tangannya,” ujar warga yang menolong Teungku Sofyan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *