SENARAINEWS.COM – Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin kini memiliki rektor baru. Rektor ini menggantikan mendiang Asad Isma yang berpulang pada 28 September 2024 lalu.
Terpilih sebagai pengganti Asad Isma adalah Prof Kasful Anwar. Kasful menjadi Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi periode 2024-2028.
Kasful Anwar dilantik oleh Menteri Agama Republik Indonesia, di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, pada Kamis (19/12/2024).
Prof Dr H Kasful Anwar, Us, MPd lahir di Jambi pada 4 Desember 1968. Pendidikan dasar dan menengah ia enyam di Palembang, persisnya di sekolah Ar Riyadh Palembang.
Ia kemudian masuk MAS As’ad Jambi dan lulus tahun 1988. Alumnus IAIN STS Jambi pada 1993 itu melanjutkan S-2 di Universitas Negeri Padang dan lulus tahun 2000. Sedangkan S-3 ia ambil di UPI Bandung.
Baca Juga: Ini Rektor Termuda di Jambi
Aktivis PMII Cabang Jambi ini, sangat akrab dengan dunia organisasi. Pada tahun 1995, Kasful Anwar merupakan Wakil Ketua PW Ansor Jambi.
Prof Kasful Anwar akademisi dengan pengalaman panjang di bidang pendidikan. Sebelum menjabat sebagai Rektor, beliau adalah Dekan FUSA. Dibawah kepemimpinannya, FUSA yang memiliki 5 Program Studi, 3 Program Studi diantaranya sudah meraih peringkat akreditasi unggul yaitu Program Studi Aqidah Filsafat Islam (AFI), Ilmu Hadis (ILHA), dan Studi Agama-Agama (SAA), sementara Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Pemikiran Politik Islam (PPI) tengah dalam masa persiapan re-akreditasi.
Prof Kasful mengusung semangat inovasi, mentransformasi UIN STS Jambi menjadi Smart and Green University unggul, bereputasi, dan berdaya saing internasional pada 2032.
Visi: menjadikan UIN STS Jambi sebagai kampus berbasis teknologi pintar yang peduli lingkungan.
Saat ini dunia pendidikan menghadapi tantangan global yang memerlukan langkah konkret menjadi universitas terdepan, dari segi teknologi maupun keberlanjutan.
Misi strategis:
Pertama, memperkuat tata kelola Badan Layanan Umum (BLU) agar kampus semakin mandiri.
Kedua, meningkatkan kualitas tridarma perguruan tinggi, yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, agar relevan dengan kebutuhan global.
Ketiga, memperkuat kapasitas sumber daya manusia berbasis nilai-nilai Islam, selaras dengan perkembangan internasional. (*)