Mengenal Tsamaratul Insan yang Dijadikan Nama Masjid Raya Islamic Center Jambi

SENARAINEWS.COM – Masjid Islamic Center di Kawasan eks arena MTQ Kota Jambi, telah tampak berdiri megah. Masjid ini tampak sudah difungsikan.

Di bagian depan, tertera tulisan Masjid Raya Tsamaratul Insan. Nama Tsamaratul Insan memiliki sejarah penting bagi Jambi. Tsamaratul Insan memiliki peran bagi perkembangan Islam di bumi sepucuk Jambi Sembilan lurah khususnya di kawasan Seberang, Kota Jambi. .

Apa itu Tsamaratul Insan?

Tsamaratul Insan merupakan organisasi yang didirikan sejak zaman Belanda. Karenanya tak heran, pendiriannya berdasarkan surat dari Residen Jambi. Surat Residen Jambi bernomor 1636 itu dibuat di Jambi pada 10 September 1915 atau bertepatan dengan 1 Zulkaidah 1333 Hijriah.

Jangan Lewatkan :  Jelang Final Piala AFF 2024, Timnas Thailand yakin Dukungan Suporter

Mengutip buku “Potret Kota Jambi Dalam Lintas Sejarah”, organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mempersatukan masyarakat Islam Jambi dan mengkoordinir, terutama dalam masalah-masalah sosial seperti kemalangan, kematian, kesehatan, pendidikan.

Bicara nama Tsamaratul Insan, kita tidak akan bisa melepaskan dari sosok pendirinya. Enam orang alim ulama Jambi di masa itu menjadi pengurus, mereka adalah; Haji Abdus Shamad bin H Ibrahim yang merupakan Hoofd penghulu; Haji Ibrahim bin Haji Abdul Madjid yang berasal dari Kampung Tengah; Haji Ahmad bin Abdus Syakur dari Tahtul Yaman; Haji Usman bin Haji Ali dari Tanjung Johor; Kemas Haji Muhammad Saleh bin Kemas Haji Muhammad Yasin dari Tanjung Pasir; dan Sayyid Alwi bin Muhammad bin Syihab.

Jangan Lewatkan :  Inah Canbarro, Biarawati yang Menjadi Orang Tertua di Dunia
Nurul Iman
Madrasah Nurul Iman zaman dahulu.

Dari Tsamaratul Insan inilah berdiri pesantren ternama di kawasan Seberang. Pusat pendidikan Islam yang pernah berjaya pada masanya dengan santri-santri dari luar Jambi bahkan dari Asia Tenggara. Pendiri Tsamaratul Insan akhirnya mendirikan madrash yaitu Nurul Iman di Ulu Gedong. Haji Ibrahim bin Haji Abdul Madjid menjadi pemimpin madrasah ini. Lalu madrasah Nurul Islam di Tanjung Pasir dipimpin oleh Kemas Haji Muhammad Saleh bin Kemas Haji Muhammad Yasin.

Selanjutnya madrasah Sa’adatuddaren di Tahtul Yaman dipimpin oleh Haji Ahmad bin Abdus Syakur, dan Madrasah Al Jauharen di Tanjung Johor oleh H Usman bin Haji Ali. (*)

Jangan Lewatkan :  Ada Apa dengan Timnas Thailand di Piala AFF 2024?

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *